Sumber Gambar, Matthew Williams-Ellis/Education Images/Universal Images Group via Getty Images
Kematian Warga Brasil, Juliana Marins, Yang Jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, Menyisakan Kepahitan Bagi Keluarganya.
Melalui Unggahan di Akun Instagram @resgatejulianamarins (25/6), Pihak Keluarga Juliana Menyatakan Apa Yang Menimpa Perempuan Tersebut Adalah “Kelalaian Besar.”
“Jika Tim Berhasil Mencapainya Dalam Waktu Yang Diperkirakan 7 Jam, Juliana Masih Akan Hidup. Juliana Pantas Mendapatkan Lebih.”
Pihak Keluarga Mungkin Menempuh Jalur Hukum Seperti Yang Diindikasikan Dalam Unggahan Tersebut, “Sekarang Kita Akan Mencari Keadilan Untuknya, Karena Itulah Yang Pantas Dia Dapkan.”
Sumber Gambar, Reprodução | Instagram
Jenazah Juliana Marins Telah DIEVAKUASI Dari Jurang di Gunung Rinjani Pada Rabu Sore (25/06) Waktu Setempat.
Tapi Pihak Keluarga Masih Ingin Mengetahui Bagaimana Juliana Wafat. Karena Itu Mereka Meminta Proses Autopsi.
“Pihak Keluarga Mau Tahu Proseses Kematian Karena Apa. Mereka Hanya Ingin Tahu Kapan Kematiannya,” Kata Wakil Gubbernur NTB, Indah Dhamayanti Putri, Dalam Konferensi Pers Kamis (26/06) PAGI.
Untuk Kpentingan Itu, Jenazah Juliana Didatangkan Ke Bali Pada Kamis (26/06) Malam.
Di Luar Perkembangan Itu, Muncul Pertanyaan: Bagaimana Keselamatan Para Pendaki Bisa Dijaga Serta Siapa Saja Pihak Yang Terlibat Dan Bertanggung Jawab Atas Keselamatan Pendaki?
Kami Mewawancarai Sejumlah orang Untuk Memetakan Siapa Saja Pihak Yang Berperan Dalam Mewujudkan Keselamatan Pendaki. Mereka Adalah:
- Mustaal, Salah Satu Pendiri -operator Wisata Lombok Explorer;
- Royal Sembahulun, Ketua Forum Wisata Lingkar Rinjani;
- Rahman Mukhlis, Ketua Asosasi Pemandu Gunung Indonesia;
- Jago, Pemandu Atau gids Yang Beroperasi Hampir 10 Tahun di Gunung Rinjani.
Kami Juga Menggunakan Jawaban Tertulis Dari Kementeriaan Kehutanan Dan Lingkungan Serta Serta Dokumen-Dokumen Yang Diterdbitkan Pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani di Media Sosial Dan Laman Web Resmi Mereka.
Bagaimana Peran Dan Tanggung Jawab Setiap Pihak Atas Keselamatan Para Pendaki?
Pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani
Taman Nasional Gunung Rinjani (Tngr) Dikelola Oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Rinjani Yang Merupakan Bagian Dari Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
Badan Pengelola Inilah Yang Mengeluarkan Izin Kepada Para Pendaki, Para Pemandu, DAN Operator Wisata (Dalam Konteks ini Disebut Sebagai to, wandeloperator).
Untuk Menjamin Keselamatan Para Pendaki, Taman Nasional Juga Mengeluarkan ProSedur Operasi Standar Pendakian Yang Harus Ditaati -operator, gidsDan Para Pendaki.
Sumber Gambar, EPA
Dalam Standar Tersebut Disebutkan, Misalnya, Para Pendaki Harus Didampingi Oleh Pemandu Lokal.
Kemudian, Satu Pemandu Bisa Mendampingi Satu Kelompok Pendaki Yang Terdiri Dari Maksimal Enam Orang.
Sumber Gambar, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Menurut Jago Dan Royal, Jumlah Itu Terlalu Banyak. Di Medan Pendakian Seberat Gunung Rinjani, Jago Membutuhkan Bantuan Seorang Pemandu Lannya Untuk Mengawal Lima Pendaki. Satu Pemandu di Depan, Satu Lagi di Belakang Rombongan.
“Sepertinya Perlu Revisi Sop. Standar Layak Itu Bukan Satu Orang Mendampingi Enam Orang. Tapi, Enam Orang Didampingi Dua gids“Kata Royal.
Royal Menambahkan, Taman Nasional Bertanggung Jawab Ketika Ada Laporan Kejadian Seperti Kecelakaan Dan Selanjutnya Mengoordinasikan Upaya Penyelamatan.
PERBAIKAN ATURAN INI JUGA YANG AKAN JADI FOKUS PERBAIKAN LAYANAN TAMAN Nasional Setelah Insiden Yang Menimpa Pendaki Brasil, Juliana Marins.
Kementeriaans Kehutanan Menyatakan: “Sosialisasi Akan Difokuskan Pada Aspek Keselamatan Kepada Pendaki, Misalnya, Menyampaikan Kembali Aturan Terkait Proporsi/Perebandingan Jumlah gids Dan Porter Dengan Jumlah Pendaki Yang Didampingi. “
“Memastikan Kembali Bahwa Pendaki Wajib Memenuhi Peralatan Standar Pendakian (Sepatu, Pakaian, Jaket, trekkingpaal,, koplamp DSB); Merevisi Ketentuan Batas Waktu Keterangan Sehat Dari H-3 Sebelum Pendakian Menjadi H-1. “
Taman Nasional Juga Berhak Memberikan Sanksi Pada -operator Tur Dan Pemandu Yang Melanggar Sop. Sanksi Juga Akan Diberikan Kepada Para Pendaki Yang Melanggar Aturan.
Operator Wisata
Kementeriaans Kehutanan Dan Lingkungan Hidup Menyatakan, Pada 2025 Pihaknya Telah Memberikan Sanksi Kepada 14 tot [trekking operator, penyedia jasa operator pendakian] Berupa Pembekuan Akun Secara Bervariasi (Tiga Bulan Hingga Dua Tahun) Sesuai Tingkat Pelanggaran
Penyedia Layanan Seperti Rinjani Explorer Yang Berbasis di Lombok Dan Turrut Didirikan Mustaal, Bisa Dikategorikan Sebagai “Trekker -operator. “
Sederhananya, Mereka Adalah Perdusahaan Penyedia Jasa Layanan Wisata Yang Menyusun-programma Dan Memasarkan Paket-Paket Wisata Tersebut Konsumen Konsumen Ke Seluruh Dunia.
Sumber Gambar, Matthew Williams-Ellis/Education Images/Universal Images Group via Getty Images
Laman Resmi Taman Nasional Gunung Rinjani Menyebutkan Ada 190 Pemegang Izin Wisata Alam Di Taman Nasional Itu, 179 Di Antaranya Adalah Pemegang Izin Untuk Jenis Wisata Pendakian. Mayoritas Izin Wisata Alam Dipegang Perorangan, Sebanyak 187 Orang.
Operator Ini Kemudian Bekerja Sama Dengan Pemandu Lokal di Lapangan.
Sumber Gambar, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Kata Mustaal, operator Tak Sembarangan Menunjuk Pemandu di Lapangan.
“Kita sebagai itu [operator] Juga Tidak Berani Memberikan, Membawa Tamu Kita, Memberikan Pada gids Yang Tidak Kita Tahu Pengalamannya. Dan kita sendiri men-trainingsgidsNYA, “Ujarnya.
Para Pendaki Wajib Didampingi Para Pemandu Lokal Saat Mendaki.
‘Kontrak’ Antara Konsumen Dengan Operator Inilah, Yang Menurut Rahman Mukhlis Selaku Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, Mesti Diperhatikan Konsumen.
“Biasanya Ada Kontrak Kan? Jadi Dia Beli Paket Pendakian Gunung Rinjani, Misalnya Harga Sekian, Fasilitas Apa Yang Didapat. Misalnya, gids-nya Lebih Banyak Orangnya, Fasilitasnya Lebih Mendukung, Ada Asuransi, Itu Pasti Ada. “
Sumber Gambar, Getty -afbeeldingen
Rahman Mukhlis Mengoperasikan Operator Wisata Dari Jakarta. Saat Ada Permintaan Klien Untuk Mendaki Rinjani, Biasanya Dia Akan Bekerja Sama Dengan Operator Atau Pemandu Lokal, Yang Memang Diwajibkan Oleh Pengelola Taman Nasional.
Operator, Menurutnya, Harus Membantu Koordinasi Kelancaran Evakuasi. Selain ITU, Dalam Kejadian Darurat Operator Juga Harus Membantu Keluarga Mendapatkan Hak-Haknya Dari Pihak Asuransi.
“Mayoritas Penyedia Jasa Wisata Menyediakan Fasilitas Asuransi. Misalnya Ada Kecelakaan Hal-Hal Kayak Gini, Kita Bantu Urus Sampai Dengan Dapat FASILITAS DARI ASURANSI TERSEBUT. Tanggung Jawabnya Seperti Itu,” Ujar Rahman. “Ujar Rahman.
Gids atau pemandu
Baik Royal Maupun Jago Berpendapat Pemandu di Lapangan Adalah Orang Yang Paling Bertanggung Jawab Atas Keselamatan Peserta Pendakian. “Gids Ini Membawa Nyawa Tamunya, “Kata Jago.
Karena Itu, Katanya, Pemandu Yang Mendapatkan Bayaran Yang Paling Besar.
“Kejadian Bisa Terjadi Pada Siapapun. Namun Jika Kecelakaan Terjadi Karena Faktor Kelalaian Orang Yang Menemani di Lapangan, Maka gids Patut Dituntut Yang Paling Bertanggung Jawab. Karena Itu, Dalam Manajemen Mendaki, gids Mestinya Harus Mampu Mengontrol Tamunya Agar Berjalan Bareng Senhingga Mudah Dikontrol, “Kata Royal.
Pemandu di Lapangan Adalah Juga Orang Yang Harus Segera Mengontak Operator Tur Dan Taman Nasional Jika Ada Kedaruratan, Kata Mustaal.
Alur Komunikasi Mestinya Juga Tidak Memakan Waktu Lama, Katanya. “Komunikasi Saya Rasa Sekarang Dengan Adanya HP Agak Lebih Cepat. Apalagi di Atas Itu Sudah Ada Sinyal (Telepon Seluler).”
Sumber Gambar, Matthew Williams-Ellis/Education Images/Universal Images Group via Getty Images
Meski Tidak Menunjuk Siapa Yang Paling Bertanggung Jawab Dalam Kasus Kecelakaan Pendaki, Rahman Mukhlis Memberi Catatan Bahwa Pemandu AMAT Penting Dalam Keselamatan Pendakian.
“[Rencana pendakian] Itu Dibuat Sematang Mungkin, Soteal Mungkin, Sesuai Dengan Medan Pendakian. Kemudiaanse Pemandu Juga Berkewajiban Menjelaskan Mengenai Rute Pendakian, Termasuk Mana Titik-Titik Ekstrem. Lalu Antisipasi Pada Saat Melewatinya, “Kata Rahman.
Tak Sembarangan Orang Juga Bisa Jadi Pemandu, Menurut Rahman. Pemandu Mesti Punya Kompetensi Bagaimana Memandu, Teknik Pendakian, Teknik Berjalan, Teknik Pendampingan. Setiap Pemandu Juga Membawa Peralatan Keselamatan Pertama, Makanan, Minuman, Dan Alat Komunikasi, Tambah Rahman.
Sebagai langkah antisipasi dan meningkatkan keselamatan pendakian pasca-insiden yang menimpa Juliana Marins, Kementerian Kehutanan akan “Melakukan penyegaran dan peningkatan kapasitas bagi petugas, TO, guide dan porter melalui pelatihan pemanduan dan keselamatan,” TULIS PERNYATAAN TERTULIS Kementeriaanse Kehutanan.
Pendaki
Menurut Para Pendaki Senior, Gunung Rinjani Memiliki Tingkat Kesulitan Yang Berat Dalam Pendakian. Para Pendaki Pemula, Kata Mereka, Tak Cocok Mendaki Gunung Ini.
Melalui Pernyataan Tertulis Kepada BBC Nieuws Indonesia, Kementeriaanse hutan Dan Lingkungan Hidup Menyebut Sedang Mengkaji Larangan Mendaki Di Gunung Rinjani Terhadap Para Pendaki Pemula Atau Orang Yang Belum Melakukan Pendakan Pendakan Gunung.
Sepanjang 2025, Taman Nasional Gunung Rinjani Telah Memberikan Sanksi Berupa op de zwarte lijst staan Kepada 99 Pendaki. Mereka Dilarang Mendaki Gunung Rinjani Selama Lima Tahun, “Tulis Pernyataan Kementerian Kehutanan.
Sebelum Mendaki, Menurut Rahman Mukhlis, Pendaki Perlu Mengetahui Tantangan Yang Akan Mereka Hadapi.
Pemberian Informasi Soal Tantangan Ini, Kata Dia, Dilakukan Sebelum Calon Pendaki Memutuskan Berangkat Mendaki Gunung Rinjani. Standar Prosedur Taman Nasional Gunung Rinjani Juga Mewajibkan Pruses ini Sebelum Pendakian.
“Dari Sisi Wisatawan, Mereka Harus Memahami Medan Risiko, Kemudiaanse Mempersiapkan Perlengkapan, Mempersiapkan Fisik. Singga Bisa Membantu Mengantisipasi Risiko,” Kata Rahman Mukhlis.
Sumber Gambar, AFP via Getty -afbeeldingen
Jago Menuturkan, Berdasarkan Pengalamannya Tidak Semua Pendaki Memiliki Kecepatan Yang Sama, Dan Tak Jarang Ada Saja Peserta Yang Ketinggalan Rombongan. Di sinilah peran ‘Buddy System‘Penting Untuk Diketahui Oleh Pendaki Dan Pemandu.
“Buddy System Berlaku Buat Semua. Walaupun Kita Naik Gunung Mandiri, Misalnya Tanpa Pemandu, Atau Hanya Dalam Rombongan Teman-Teman, Buddy System ITU Penting, “Kata Rahman Mukhlis.
“Artinya Kita Tidak Meninggalkan Salah Satu Teman Pendakian Sendiri.”
Sepanjang Pengalamannya, Sambung Jago, Ada Saja Peserta Pendaki Yang Tidak Sabar Dan Tidak Menuruti Instruksi Pemandu.
“Sebenarnya Kita Sebelum Jalan Juga Pasti Sudah briefing Segala Macam. Tapi Kan Manusia Itu Banyak Tippenya. Ada Yang Beneran NURUT, Ada Yang Enggak, “Ujar Jago.
Saat ini Pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani Sedang Mengkaji Rencana Penerapan Asuransi Premium.
DENGAN SKEMA INI, Pendaki Memiliki Opsi Asuransi Standar Septi Saat ini (RP10.000 per reis) Atau Asuransi Premium Untuk Kegiatan Luar Ruang Yang Berisiko Tinggi.
Geef een reactie